Pilah-Pilih Instrumen Investasi

Jangan taruh seluruh telur dalam satu keranjang. Ungkapan ini pun berlaku jika kita ingin berinvestasi. Jangan pernah memasukkan seluruh dana yang tersedia ke dalam satu instrumen investasi saja. Tentu saja, tujuannya menghindari adanya risiko rugi dalam instrumen investasi.


Memilih investasi sebaiknya berdasarkan tujuan investasi yang telah anda buat dan yang sesuai dengan diri anda. Maka, tersedia berbagai pilihan investasi yang bisa dilirik jika anda memang ingin mengembangkan dana yang anda miliki. Berikut sejumlah pilihannya:


Reksadana
Instrumen investasi ini memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh produk yang lainnya di antaranya modal yang kecil, ditangani oleh manajer investasi yang sudah ahli dan berpengalaman bidang tersebut, serta transparansi alokasi investasi.


Sedangkan kelemahannya adalah Anda tidak bisa mengatur sendiri portofolio Anda. Selain itu, investasi ini sedikit kurang likuid karena Anda perlu waktu empat sampai tujuh hari untuk bisa mencarikan dana Anda pada reksadana.


Emas
Instrumen satu ini dibilang unggul karena cenderung stabil dari tahun ke tahun dan dianggap tidak terpengaruh oleh inflasi. Tak hanya itu, harga emas juga terbilang sangat jarang turun.


Salah satu keuntungan lainnya adalah harga emas juga dipatok dalam dolar Amerika. Nah, bila terjadi peningkatan nilai dolar Amerika, Anda bisa memperoleh dua keuntungan langsung, yaitu dari kenaikan dolar dan juga kenaikan dari harga emas itu sendiri. Tapi kondisinya pun bisa sama, bila harga emas sedang turun. Namun untuk jangka panjang, harga emas justru cenderung stabil dan terus naik. 


Namun investasi dalam bentuk emas bukan tanpa kekurangan. Ini terutama dalam faktor penyimpanan dan perawatan. Menyimpan emas dalam jumlah banyak relatif berisiko dan mahal. 


Selain itu, apabila penyimpanan kurang baik, walau dibungkus protective cover, tetap memungkinkan terjadinya oksidasi dan perubahan warna. Khususnya emas dalam bentuk koin, kalau jatuh, penyok, atau cuil, maka bisa mengurangi harga.


Saham
Kelebihan dan kelemahan saham adalah nilainya tergantung kinerja emiten, berbanding terbalik dengan inflasi. Jika inflasi tinggi nilai saham turun kecuali beberapa saham berbasis komoditas, kegagalan sistem finansial berbasis uang kertas menyebabkan runtuhnya harga-harga saham, termasuk yang berbasis komoditas.


Jika emiten gagal bayar nilai saham bisa mencapai nol rupiah. Investor mendapat deviden tunai dan/atau deviden saham. Jika emiten delisting dari bursa atau go private, semua saham beredar akan ditarik tanpa kecuali.